UNIBADAILY.ID, Curug – Dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional 2024, kelompok 09 KKM UNIBA menyelenggarakan kegiatan Seminar Digital Parenting dengan tema “Pola Asuh di Era Digital Agar Anak Menjadi Generasi Emas”, Pelaksanaan kegiatan Digital Parenting ini diselenggarakan di SDN Cipete 1 Desa Sukalaksana, Kecamatan Curug, Kota Serang, Provinsi Banten. Sabtu (27/07/2024).
Seminar Digital Parenting menghadirkan narasumber Cecep Abdul Hakim yang merupakan Akademisi dan Praktisi Media serta Novita Sari Peneliti Anak Usia Dini PG PAUD UNIBA. Peserta dalam kegiatan ini adalah oleh Orang Tua Murid di Desa Sukalaksana, dalam kesempatan ini turut hadir Destri Astrianingsih Dosen Pendamping Lapangan (DPL) mendampingi mahasiswa KKM kelompok 09 UNIBA dan Asmawi Kepala Sekolah SDN Cipete 1.
Ketua Pelaksana Siti Nurlatifah Kelompok KKM 09 UNIBA dalam sambutannya, program kerja yang dilaksanakan kelompok KKM 09 ini merupakan salah satu program kerja unggulan dari delapan program kerja yaitu bidang pendidikan, karena anggota kelompok kami didominasi mahasiswa FKIP.
“Saya sangat berterimakasih kepada seluruh peserta yang sudah hadir dan narasumber serta terimakasih kepada Kepala Sekolah SDN Cipete 1, dewan guru dan jajarannya yang telah terbuka dan kerjasama dengan kami untuk melaksanakan kegiatan seminar ini dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional 2024”, Ucapnya.
Destri Astrianingsih sebagai DPL kelompok 09 menyebutkan, seminar ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena diskusi pengetahuan dan pemahaman tentang pola asuh sangat jarang didapatkan di masyarakat desa, seminar parenting menjadi ajang pembelajaran masyarakat karena dinilai penting dalam menambah wawasan para orang tua.
“Orang tua harus menyadari dan paham perubahan lingkungan khususnya perubahan dan perkembangan teknologi informasi, ini dipastikan akan juga berubahnya karakteristik pola asuh kepada anak-anak kita, di kesempatan ini kita akan diskusi, berbagi pengetahuan, masalah yang akan dihadapi dan berbagi bagaimana cara terbaik pola asuh anak di era digital, yang akan kita bahas dalam Seminar digital parenting kali ini”, Tegasnya.
Asmawi Kepala Sekolah SDN Cipete 1 dalam sambutannya menyebutkan orang tua saat ini harus memahami jenis pola asuh yang harus mereka berikan kepada anak mereka. Sebagai orang tua tidak hanya menuntut anak untuk berprestasi, orang tua harus mempertimbangkan minat, bakat, kemampuan, yang dipastikan berbeda bagi setiap anak, untuk itu juga kita penting meningkatkan pengetahuan dan pembelajaran cara mendidik anak di keluarga dengan baik, agar fitrah anak yang memiliki kemampuan berbeda dapat dioptimalkan,
“Kegiatan digital parenting ini baru pertama kali diadakan di SDN Cipete 1, Pola asuh yang diterapkan kepada orang tua zaman sekarang berbeda karena kemunculan teknologi yang terus berkembang secara terus menerus membuat pola asuhnya pun berbeda, dengan ini kita bersyukur memiliki kesempatan untuk belajar bersama dalam kegiatan seminar digital parenting yang diselenggarakan oleh Mahasiswa KKM Uniba”, Tegas Asmawi.
Materi pertama dijelaskan oleh Novita Sari dari Peneliti Anak Usia Dini dan Dosen PG PAUD UNIBA, Perspektif sudut pandang dalam pola asuh itu tidak ada benar dan salah, menjadi orang tua merupakan proses belajar bagaimana cara mendidik anak yang benar, Macam-macam pola asuh orang tua kepada anak ada empat yaitu Otoriter, Permissive, Demokrasi, Appeasers.
Saat ini banyak pola asuh tidak lepas dari pola asuh digital dimana orang tua yang sibuk ketika mengasuh anak cenderung memberikan handphone, ini termasuk pola asuh permisif kurangnya control dan tidak ada pengarahan dari orang tua kepada anak.
“Pola asuh anak yang baik adalah ketika orang tua dan anak saling memahami dan mengikuti apa yang dilakukan bersama-sama bukan hanya sekedar menyuruh anak tetapi ikut mencontohkan, sedapat mungkin kita sebagai orang tua harus mampu menjadi partner dan mentor bagi anak,” Tegasnya.
Materi kedua disampaikan Cecep Abdul Hakim yang sering disapa Celkim beliau adalah Akademisi, Praktisi Media dan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Banten periode I dan II ini, mengatakan pola asuh yang mungkin terlupakan oleh orang tua adalah komitmen antara ayah dan bunda dalam bersama-sama melakukan pengasuhan dan mendidik anak kita.
Saat ini anak-anak kehilangan attachment atau kelekatan dengan kedua orang tuanya, berbagi peran pola pengasuhan kepada anak adalah sesuatu yang tidak baik, kita melihat sering terjadi pola pengasuhan yang diserahkan kepada Bunda nya saja, ini adalah pola pengasuhan yang salah, kita sebagai orang tua harus harus sama-sama memberikan peran dalam pengasuhan, contoh kecil adalah seorang Ayah yang sudah jarang untuk memeluk anaknya ketika mau berangkat sekolah, padahal rutinitas ini terlihat sederhana tapi berdampak besar kepada tumbuh kembang karakter dan mental anak.
“Contoh kecil orang tua sering menyerahkan pola asuh kepada anggota keluarga yang tidak tercatat dalam kartu keluarga yaitu teknologi digital gadget dan televisi, yang penting anak diam dan tenang orang tua merasa senang padahal dengan diam dan tenang anak kita tumbuh kembangnya bisa terhambat karena dampak negatif dari teknologi digital yang menjadikan anak kita kecanduan dan anti sosial,” ungkap Celkim.
Jangan sampai ibunya melarang tapi ayahnya mengizinkan, otomatis anak akan lebih berlindung kepada ayahnya, keberpihakan ini tidak baik dan akan merusak attachment antara anak dan orangtua, maka dari itu sebagai orang tua harus banyak belajar sepanjang hayat dalam memahami pola asuh anak, karena setiap anak dalam satu keluarga berbeda karakternya, parenting ini adalah kebutuhan bagi kita semua sebagai orang tua.
“jadi ayah bunda harus klop satu visi dan misi dalam pola pengasuhan dan keduanya harus sama-sama melaksanakan pengasuhan, dengan demikian bukan sekedar berhasilnya dalam melaksanakan pola asuh tetapi keharmonisan anggota keluarga yang bahagia pun akan tercapai,” Celkim menutup presentasinya.
Seminar Digital parenting adalah model pola pengasuhan anak yang disesuaikan dengan kebiasaan anak yang begitu akrab dengan perangkat digital. Prinsipnya, menanamkan sikap bijak berperilaku dalam pemanfaatan teknologi serta tetap menerapkan aturan agar anak tidak sampai kelewat batas dan mengajak orang tua lebih bijak menyikapinya. ***(Editor:assr)