UNIBADAILY.ID, Serang – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KEMENKOP-UKM), serta Universitas Bina Bangsa (UNIBA) menggelar kegiatan research sharing untuk mengkaji tata kelola kelembagaan koperasi dalam distribusi BBM bersubsidi, Kamis (31/10/2024).
Penelitian ini mengusung Program Solusi Nelayan, yang dirancang untuk membantu nelayan kecil dalam mendapatkan akses BBM dengan harga terjangkau melalui peran koperasi sebagai pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN).
Penelitian ini dipimpin oleh Akhmad Junaedi, S.E., M.E. dari BRIN, dengan dukungan Dr. Basrowi, SE., M.E, Ph.D (Universitas Bina Bangsa), Popi Dayurni, M.Pd.T (Universitas Bina Bangsa) dan Galuh Mulyawan, M.Pd (Universitas Bina Bangsa). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur kelembagaan koperasi yang ideal dalam penyaluran BBM solar bersubsidi pada wilayah piloting, termasuk Cilacap, Pekalongan, Indramayu, Aceh Besar, Deli Serdang, dan Lombok Timur. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus, dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan analisis dokumen.
Menurut Akhmad, Jumlah BBM subsidi terbatas sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah, BBM subsidi hanya diperuntukkan untuk konsumen tertentu. Jenis BBM yang termasuk BBM subsidi adalah Biosolar dan Pertalite.
Kemudian Basrowi mengatakan, Riset kolaborasi ini merupakan agenda untuk memperkuat kolaborasi riset dengan BRIN. Menurutnya, “Riset tidak akan memiliki dampak yang signifikan jika tidak didukung dengan kolaborasi yang solid dari berbagai stakeholder terkait”. Tegasnya
Pada Kamis, (24/10/2024), tim penelitian berangkat dari Serang menuju Yogyakarta, memulai perjalanan penelitian ke berbagai lokasi. Di Cilacap, mereka mengunjungi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Cilacap dan disambut oleh Kepala Bidang Koperasi, Ibu Lilies, beserta jajarannya.
Diskusi dilanjutkan dengan pengurus KUD Mino Saroyo, koperasi yang mengelola distribusi BBM bersubsidi khusus untuk nelayan dan memiliki dua unit usaha yang mendukung kesejahteraan anggota nelayan.
Selain itu, tim juga berkunjung ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cilacap dan berdiskusi dengan Kepala TPI, petugas lelang, bagian timbangan, kasir, serta beberapa nelayan setempat. Di sana, tim mendalami tantangan dan prosedur yang dijalankan dalam pendistribusian BBM subsidi untuk nelayan.
Pada hari ketiga, tim melanjutkan kunjungan ke Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, dilanjutkan ke Kantor Kesyahbandaran dan Operasional Pelabuhan (KSOP), serta TPI Sentolo Kawat untuk wawancara dengan pihak terkait. Pada hari terakhir, tim kembali ke Yogyakarta International Airport untuk kembali ke Jakarta.
Penelitian ini diharapkan memberikan rekomendasi bagi pengelolaan BBM bersubsidi yang lebih efektif dan akuntabel melalui koperasi, serta memperkuat tata kelola kelembagaan yang lebih berkelanjutan dan berpihak kepada nelayan kecil di berbagai wilayah Indonesia. (Editor:assr)***