UNIBADAILY.ID, Serang – Suasana haru dan bangga menyelimuti Auditorium Universitas Bina Bangsa (UNIBA) pada hari, Sabtu, (19/7/2025), saat puluhan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan mengikuti prosesi Capping Day.
Acara sakral ini menjadi tonggak awal bagi para mahasiswa D3 keperawatan UNIBA untuk memulai praktik klinik, menandai peralihan dari dunia akademik ke dunia pelayanan kesehatan secara langsung.
Capping Day bukan sekadar seremoni. Ia adalah manifestasi komitmen dan integritas calon perawat yang siap mengemban tanggung jawab besar melayani pasien dengan ilmu, hati, dan empati.
Kegiatan Capping Day ini Mengusung tema “To Be A Self-Giving Nurse”, acara ini memperkuat identitas profesional mahasiswa keperawatan UNIBA menjadi yang unggul, terampil, dan menjunjung tinggi etika.
Dalam laporan akademik, Ratna Esmayanti, selaku Kaprodi D3 Keperawatan, menjelaskan bahwa praktik klinik mahasiswa akan melalui praktik klinik keperawatan dasar untuk mahasiswa tingkat 1,praktik klinik keperawatan maternitas,anak,keperawatan medikal bedah,keluarga dan jiwa untuk mahasiswa tingkat 2 prodi D3 Keperawatan UNIBA.
Pemetaan ini, menurutnya, dirancang untuk memberi pengalaman praktik yang utuh dan kontekstual bagi setiap mahasiswa.
Dalam sambutannya, Prof. H. Ir. Furtasan Ali Yusuf, Ketua Dewan Pembina Universitas Bina Bangsa, memberi pesan mendalam tentang pentingnya kepercayaan diri dan profesionalisme dalam praktik.
“Kalian perlu percaya diri dan terukur dalam mempraktikkan keilmuan. InsyaAllah, Universitas Bina Bangsa akan terus berevolusi ke arah yang semakin baik menjadi rumah akademik yang melahirkan insan-insan pengabdi bagi masyarakat,” ujarnya disambut tepuk tangan hangat.
Sementara itu, Prof. M. Suparmoko, Plt. Rektor Universitas Bina Bangsa, menegaskan bahwa penyematan cap dan pin bukan hanya simbol, melainkan titik awal perjalanan pengabdian.
“Capping Day adalah janji. Sebuah langkah menuju dunia nyata. Jadikan ini pengingat bahwa kalian tak hanya membawa ilmu, tapi juga amanah kemanusiaan,” ucapnya penuh keyakinan.
Pesan menyentuh juga datang dari Toyalis, Wakil Ketua PPNI Provinsi Banten. Ia mengingatkan bahwa menjadi perawat bukan semata profesi, melainkan panggilan jiwa.
“Ilmu tinggi tidak akan berarti tanpa empati dan etika. Perawat adalah garda terdepan. Maka jadikan empati sebagai landasan, dan etika sebagai arah,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa, “Cap profesi ini bukan sekadar topi, tapi lambang tanggung jawab moral dan kepercayaan publik. Janji yang diucapkan adalah kompas bagi perawat muda dalam menjalani praktik pelayanan”, ungkapnya.
Prosesi angkat janji yang menjadi puncak acara berjalan khusyuk dan mengharukan. Mahasiswa berdiri tegap, mengenakan cap putih dan pin profesi, sembari mengucapkan janji suci sebagai calon perawat yang siap mengabdi. Mereka menyadari bahwa mulai saat itu, dunia praktik bukan lagi simulasi, melainkan ruang nyata pengabdian.
Kegiatan ini memperlihatkan bahwa Universitas Bina Bangsa tidak hanya mencetak lulusan yang cakap secara akademis, tetapi juga siap secara mental, etis, dan spiritual. Capping Day tahun 2025 menjadi tonggak yang memperkuat keyakinan bahwa perawat sejati lahir dari ilmu yang dipraktikkan dengan kasih dan dedikasi.***